ADA JOKOWI DI SOAL UJIAN NASIONAL BAHASA INDONESIA
Sebagai tokoh seni dan budaya, beliau dinilai paling bersih dari korupsi. Namun demikian, usahanya di bidang upah minimum provinsi (UMP) mengalami kendala oleh tindakan buruh yang memanggil kembali perwakilannya saat sidang berlangsung. Buah dari pertemuan tersebut, dewan pengupahan menetakan upah Rp 2,2 juta.
15. Keteladanan Jokowi pada wacana di atas adalah ...
a. alumni UGM yang cinta seni dan budaya
b. gemar blusukan ke pelosok wilayah
c. mengadakan pertemuan dengan dewan pengupahan
d. menjadi tokoh seniman terkemuka di DKI Jakarta
e. menerima berbagai penghargaan dan gelar
16. Masalah yang dihadapi tokoh Joko Widodo berdasarkan paragraf tersebut adalah ...
"Nanti akan jadi catatan buat kita," jawab Nuh kepada Kompas.com di sela-sela meninjau pelaksanaan UN di Lembaga Pemasyarakatan Tangerang, Senin (14/4/2014).
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Furqon, mengatakan seharusnya soal ujian harus netral. "Tidak boleh menjurus kepada politik praktis," kata dia.
"Sebenarnya lebih bagus yang berkaitan dengan pahlawan nasional. Misalnya pahlawan dari Aceh, Maluku, dan dari daerah lain. Saya kira lebih relevan. Sehingga jejak sejarah kita lebih tertangkap oleh anak-anak," ujarnya, Senin (14/4).
"Saya enggak tahu siapa yang buat. Tanya saja sama yang buat," ujar JokoWi.
Berdasarkan potongan pernyataan di atas, pasti sudah tahu arah tulisan saya ini. Bagi para pembaca, baik yang kontra maupun pro Jokowi, diharapkan berpikir netral terlebih dahulu untuk menghindari pikiran yang tidak-tidak dan munculnya emosi negatif. Luangkan waktu sejenak untuk menenangkan diri terlebih dahulu. Setelah merasa sedikit tenang dan sudah bisa berpikir netral silakan dilanjut membaca opini saya berkaitan peristiwa “Jokowi di Soal Un”.
Mari kita mulai membahas berkaitan berita tersebut.
Berdasarkan informasi tersebut, ada beberapa kemungkinan.
Pertama, hal tersebut merupakan salah satu strategi “Pihak Jokowi” (sengaja atau sudah direncanakan atau soal pesanan).
Kedua, “Pihak Jokowi” benar-benar tidak tahu-menahu soal tersebut (tidak sengaja/ kebetulan).
Ketiga, Si pembuat soal tidak ada kaitannya dengan “Pihak Jokowi”, dan hanya sekedar kagum dengan jokowi sehingga mencantukam namanya di soalnya.
Keempat, Si pembuat soal tidak ada kaitannya dengan “Pihak Jokowi”, dan memiliki ide untuk “memelekkan politik” pada siswa-siswi melalui sesuatu yang lagi hangat. Si pembuat soal tidak memprediksi kalau dampaknya akan menimbulkan kesalahpahaman.
Kelima, Si pembuat soal tidak ada kaitannya dengan “Pihak Jokowi”, dan ingin numpang tenar “Jokowi” dari soal yang dibuatnya. Karena ada soal tentang Jokowi sehingga banyak orang yang penasaran dengan si pembuat soal. Sehingga masyarakat berduyun-duyun mencari tahu siapa yang membuat soal. (Taktik/ strategi menjadi artis dadakan). Si Pembuat soal sudah memperkirakan (untung-rugi) hal-hal yang mungkin terjadi jika dirinya diekspos dimedia.
Keenam, Si pembuat soal benar-benar ada kaitannya dengan “Pihak Jokowi”.
Kalau ngaku orang “smart” khususnya yang “Kontra Jokowi”, jangan langsung men”judge”, bahwa itu merupakan langkah “Pihak Jokowi” untuk menaikkan rating/ elektabilitasnya/ suaranya. Kita harus menunggu klarifikasi dari Si Pembuat soal.
Pihak penyelidik/ pengawas pemilu/ komisi pemilu harus bergerak cepat untuk mengamankan Si Pembuat soal, supaya hasil klarifikisi benar-benar murni/ jujur alias tidak ada persiapan menyangkal/ mengarang cerita atau mencari perlindungan dari “Pihak yang diuntungkan”. Dan juga gunakan peralatan canggih/ modern, untuk mendeteksi apakah jawaban Si Pemebuat Soal tersebut dikatakan dengan jujur atau karangan dari hasil persiapannya.
Khusus yang “Pro Jokowi”, jangan senang dahulu. Bisa jadi malah menjatuhkan “Jokowi”. Masyarakat sekarang sudah mulai kritis. Langkah “kotor” suatu saat akan tercium/tampak juga di permukaan. Mungkin saat ini belum tercium/ tampak, tapi yakin, suatu yang niat/cara jelak/ buruk pasti akan dibuka/ditampakkan buruknya. Suatu yang buruk itu tidak bertahan lama. Bisa jadi masyarakat malah berbalik dari “Jokowi”.
Catatan untuk Pak Menteri:
Kok bisa lolos ada soal UJIAN NASIONAL yang berbau politik, ditambah saat-saat panas menjelang PEMILU besar seperti ini. Ada apa dengan Pak Menteri. Apakah mengecek layak tidaknya SOAL UN tidak lewat Pak Menteri dahulu? Ini SOAL UJIAN NASIONAL lho, pak. SOAL UJIAN NASIONAL. Mungkin Pak Menteri sedang sibuk atau lelah sehingga bisa terlewat ada hal yang seperti ini, atau bisa jadi oknum stakeholder bapak yang merencanakan hal ini. Namun tidak dibenarkan juga jika alasan Bapak seperti itu. Bapak itu Menteri Pendidikan.
Salah satu factor penentu nasib Bangsa Kita ada ditangan bapak juga. Penerus Bangsa ada di siswa-siswi ini. Apakah belum bapak sadari kalau dari peristiwa tersebut bisa mengubah pemikiran siswa-siswi terhadap suatu tokoh/ seseorang. Baik Pemikiran positif maupun negative. Kalau siswa-siswi yang kritis mungkin masih ada rasa curiga (menaruh rasa curiga) terhadap munculnya nama Jokowi di soal Ujian Nasional yang sedang dia kerjalan, kalau yang tidak peka? Ditambah mereka juga tidak tahu-menahu soal politik? Atau cuek terhadap Politik? Mereka pasti asal pilih (jika sudah punyak hak memilih), tentunya memilih yang mereka tahu saja atau nama tokoh/ partai yang pertama muncul di pikiran mereka (TOP OF MIND). TOP of Mind merupakan salah satu cara yang yang dinilai cukup efektif untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan (suara/ dipilih).
Padahal yang mereka tahu/ baca belum tentu baik (kebenarannya). Bagimana jika suatu Bangsa dipimpin oleh orang-orang yang ketika menjadi pemimpin sudah memakai cara-cara menyimpang? Saya tidak bisa membayangkan Bangsa Kita ini jika ditangan oleh orang-orang yang hatinya tidak lurus.
Bisa jadi itu oknum stakeholder Bapak yang ingin mengadu domba/ menjatuhkan bapak atau memperkeruh suasana politik bangsa ini. Saya sebenarnya sangat bingung dengan pergerakan politik di bangsa ini. Saya merasa ada sebuah intervensi dari Negara-negara lain untuk merusak bangsa ini dari dalam. Tapi entah, banyak pikiran-pikiran muncul tanpa alasan (bukti) di pikiran saya. Saya hanya bisa merasakan saja.
Inti dari OPINI saya ini:
1. Masyarakat jangan menyimpulkan (baik/buruk/benar/salah/positif/negatif) terlebih dahulu sebelum ada hasil klarifikasi yang jelas.
2. Pak Menteri harus lebih ekstra hati-hati dalam melakukan sesuatu/ mengambil keputusan.
Rerensi Berita:
http://edukasi.kompas.com/read/2014/04/14/1713531/Mendikbud.Mengaku.Belum.Tahu.Jokowi.Jadi.Soal.UN?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp
http://www.merdeka.com/peristiwa/ada-profil-jokowi-di-soal-un-bahasa-indonesia.html
:rate
ReplyDelete