Tweet
DIALOG TIGA PRESIDEN - Suatu hari, tiga presiden bertemu pada sebuah kesempatan. Mereka adalah presiden Amerika Serikat, presiden Prancis, dan pemimpin Arab. Ketiganya lalu bersepakat menggosok sebuah uang logam. Ketiga terkejut. Ternyata keluar jin Aladin dari uang logam yang mereka gosok.
Hal itu tidak disia-siakan ketiga presiden yang tengah mengalami persoalan di dalam negerinya masing-masing. Di hadapan jin Aladin, ketiganya lalu bertanya tentang nasib dan kapan waktu kejayaan negaranya masing-masing.
Hal itu tidak disia-siakan ketiga presiden yang tengah mengalami persoalan di dalam negerinya masing-masing. Di hadapan jin Aladin, ketiganya lalu bertanya tentang nasib dan kapan waktu kejayaan negaranya masing-masing.
"Kapan kejayaan Amerika dapat kembali seperti dulu dan bisa menjadi negara adidaya yang memimpin dunia, Om Jin?" tanya presiden Amerika.
"Sekitar lima puluh tahun lagi," jawab sang jin.
Mendengar jawaban jin, presiden Amerika tiba-tiba menangis. Dia bersedih karena umurnya sudah tua. Sementara saat bangsanya akan kembalu berjaya padaa 50 tahun lagi, dia telah tiada meninggal.
Giliran presiden Prancis yang bertanya. "Kapan Prancis akan memimpin peradaban dunia, Bapak Jin?"tanya sang presiden.
"Sekitar seratus tahun ke depan," jawab Aladin.
Sama seperti presiden Amerika, presiden Prancis tiba-tiba saja meangis mendengat jawaban Aladin. Baru satu abad lagi negaranya akan bangkit dan memimpin dunia. Sementara dirinya sudah berusia senja, sehingga tidak dapat menyaksikan kebangkitan itu.
Terakhir, giliran presiden Arab yang mengajukan pertanyan kepada Aladin.
"Kapan negeri Arab akan jaya dan memimpin peradaban dunia?" tanya dia.
Mendengar pertanyaan dari pemimpin Arab tersebut, jin Aladin justru menangis terisak-isak. Pemimpin Arab itu menjadi terheran dengan sikap jin yang berbeda. Pemimpin Arab itu kemudian bertanya kenapa dia menangis.
"Karena umurku yang panjang tidak mencukupi untuk menyaksikan kejayaan itu," tutur Aladin dengan nada terisak.
Pelajaran:
Seperti diketahui bahwa jin itu berumur panjang. Bukan hanya 50 tahun atau 100 tahun. Namun, dalam anekdot ini, jin seperti "berputus asa" akan masa kejayaan bangsa Arab karena pemimpinnya yang sering berseteru dan tidak kompak untuk memperjuangkan hak-haknya dan kebenaran yang diperjuangkannya. Negeri Arab memang terkenal kaya dengan minyak, tapi satu penyakit berat mereka; susah bersatu untuk sebuah kemuliaan di hadapan negara-negara Barat. Mungkin ada benarnya sampai-sampai jin pun menangis.
Sumber: 'Humor Sehat ala Ustadz' karya Muhammad Yasir dalam detik.com.
1 komentar:
:-bd
Komentar akan OTOMATIS DIHAPUS jika memberikan komentar mengandung iklan, link aktif, dan perkataan yang tidak sopan. Terima Kasih ^_^