Kenanglah
Bahwa kau pernah bersamaku, 
pada detik yang kita sebut kemarin, 
pada rentang yang kita namai masa lalu.

 Jika akhirnya kini, 
entah sejak dulu ataukah sebelum kau bersamaku, 
aku tak memainkan detak lagi,
kenanglah, 
setidaknya aku pernah menyebut namamu,
sesekali di lamunanmu.

Sebab, 
mengenang adalah langkah puisi paling indah dalam mencatat masa depan.
Dan kenanglah, 
sepuas kau ingat, 
sebab melupakan adalah siasia.
Secawan air hujan aku tadahkan,
seluas wajah kita dulu, 
di antara rintihrintih genting terbentur rintikrintik hujan di horizon. 
Aku tertawa dan menangis dalam satu langit, 
bernyanyi perihal masa silam

Kenanglah dari rahim rindu yang gembur masa depan yang tersumbat lalu hadir di ujung lorong, 
menyambutmu pada sebuah malam dingin
langit yang hampa, 
terang perlahan hilang, 
di antara matahari dan bulan aku datang berayun di sudut lentik bulu matamu, 
bersiap berjalan lewat poripori kulitmu yang membuka dan menutup malu. 
Hendak aku berlari ke serambi hatimu,
yang ingin aku bersemayam di dalamnya setelah lama kosong tak bertuan.
Kenanglah sepuas kau mengenang, 
sebab aku telah bernisan bersemayam pada serambi kamar hatimu.
Bila kehilangan adalah keramat

Biarkan kita saling hilang dan menyilang dari kehilanganlah aku belajar mengenang
dan mengenang membawaku pada arti memiliki aku tak pernah tahu kau
akan kemana,
dari nirwana aku hanya bisa tersenyum melihat kau memetik kenangan


oleh: Adi N.
Categories: ,

1 komentar:

Komentar akan OTOMATIS DIHAPUS jika memberikan komentar mengandung iklan, link aktif, dan perkataan yang tidak sopan. Terima Kasih ^_^